Kamis, 06 Mei 2010

MANAJEMEN KONSTRUKSI

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

A. Sejarah Manajemen Proyek
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendlian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.








Piramida di Mesir
.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[4]
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

B. Proyek
a. Pengertian
Menurut DI Cleland dan Wr.King ( 1987) proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
b. Syarat- syarat bagi proyek
1. Pemberian kekuasaan dari yang berwenang untuk membuat batasan proyek
2. Mengajukan usulan untuk menggunakan waktu dan factor produksi
3. Mendapatkan persetujuan dari yang berwenang ( yang menawarkan Proyek)
4. Memperoleh kesediaan untuk bekerja sama
5. Adanya keterlibatan dari orang yang berwenang dalam pelaksanaan proyek.
6. Pemberian informasi terhadap pihak-pihak lain dan pihak-pihak yang terlibat secara langsung pada proyek.
7. Pimpinan proyek diserahi dengan tugas yang terbatas dan wewenang yang sah.
8. Adanya pandangan antar departemen dan kemungkinan untuk menggunakan karyawan baru.
9. Adanya alat pengawasan dan ruangan.
10. Adanya rekan kerja proyek yang memberikan saham ( sumbangan ) pada perumusan dan perencanaan proyek.
c. Ciri- ciri proyek
1. Sasaranya jelas.
2. Sasaran diarahkan pada suatu perubahan atau pembaruan
3. Sasaran terjadi hanya satu kali
4. Adanya batasan awal dan akhir pelaksanaan proyek
5. Proyek bersifat antar disiplin
6. Penentuan tanggung jawab yang dibatasi untuk merealisasikan proyek
7. Adanya batasan tenaga kerja yang tersedia
8. Adanya anggaran dan batasan terhadap biaya-biaya
9. Pertanggung jawaban yang dibatasi untuk merealisasikan proyek
Menurut Soekirno ( 2001), ciri-ciri proyek adalah:
- Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan), serta mempunyai jangka waktu yang umumnya terbatas.
- Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik.
- Untuk proyek konstruksi, rangkaian kegiatan proyek bertujuan untuk membangun bangunan atau konstruksi pada lokasi yang spesifik. Sedangkan konstruksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998) merupakan susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya) dan merupakan hasil dari suatu kegiatan proyek
d. Timbulnya proyek
1. Berasal Dari pemerintah
Missal : proyek bendungan,jalan raya, irigasi, jembatan.
2. Berasal dari permintaan pasar
Hal ini terjadi bila pasar membutuhkan kenaikan jumlah produk cukup besar sehinggga perlu dibangun perluasan fasilitas produksi (pabrik baru).
3. Berasal dari penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang sangat besar minatnya sehingga perlu dibangun produksi baru.
4. Berasal dari dalam perusahan itu sendiri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas produksi agar dapat melayani permintaan pasar maupun mempertinggi daya saing.
e. Macam- macam proyek
Menurut R.D Achilbald (1976), macam-macam proyek adalah sebagai berikut.
1. Proyek capital ( modal )
Meliputi : pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan, desain mesin dan konstruksi guna pembangunan instalasi pabrik baru.
2. Proyek pengembangan produk baru., yakni kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antar proyek capital dan proyek riset dan pengembangan.
Contoh: penemuan alat elektronik karaoke.
3. Proyek penelitian dan pengembangan berupa kegiatan untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan. Proyek ini dapat berupa proyek yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu produk, pelayanan dan metode produksi.
4. Proyek system informasi. Yakni kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat-alat pemprosesan data (data prosesing personal dan alat-alat lainya)
Contoh : proyek penggunaan data prosesing oleh konsultan
5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahaan merancang reorganisasi perusahaan, merancang program efisiensi dan penghematan, merancang deversifikasi, merger (penggabungan) dan pengambil alihan proyek,ini biasanya dikerjakan oleh para konsultan.

C. Konsep Manajemen proyek
a. Pengertian
Menurut H. Kurzner (1982), manajemen proyek adalah merencanakan,menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumberdaya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh lagi manajemen proyek menggunakan pendekatan hirarki vertical dan horizontal.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Hal pertama yang harus dianggap sebagai manajemen proyek adalah bahwa proyek ini diantarkan dengan batasan yang ada. Hal kedua adalah kemungkinan terbaik distribusi sumber daya. Manajemen proyek adalah seni mengontrol baik hal selama proyek, dari sejak dimulai sampai selesai.
Oleh sebab itu maka konsep manajemen proyek meliputi:
1. Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya.
2. Manajemen proyek adalah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu.
3. Manajemen proyek meliputi langkah- langkah perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penyelesaian proyek
4. Kendala/ hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal, waktu dan dana.
5. Bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah organisasi fungsional, coordinator, gugus tugas (task force) dan matrik.

Alasan pemilihan manajemen proyek adalah:
1. Tingkat kesulitan dalam tugas-tugas yang diperintahkan meningkat
2. Cepatnya perkembangan teknik baik teory maupun praktek.
3. Biaya meningkat, lamanya bias dipakai suatu barang menurun dan hilangya nilai suatu barang.
4. Risiko-risiko dan biaya-biaya proyek di masa datang dapat turun..
Langkah-langkah yang harus dilakukan orang untuk dapat memasuki atau menguasai manajemen proyek, meliputi :
1. Orang tersebut harus mampu untuk menganalisa kesempatan berusaha yang akhirnya diwujudkan dalam bentuk proyek dengan memperhatikan : peraturan- peraturan yang ada, dorongan yang ada, kemungkinan ekspansi, kemudahan barang barang, modal dan bahan mentah dan lain-lain.
2. Orang tersebut harus mampu menghayati karakteristik (sifat) dan batasan proyek sebelummengambil keputusan suatu proyek.
3. Orang tersebut harus menyadari bahwa manajemen proyek membutuhkan suatu wadah atau organisasi
Setelah langkah-langkah ini dikuasai barulah ia memutuskan untuk mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada proyek. Adapun tujuan keputusan investasi adalah untuk memaksimalkan nilai pemilik badan usaha (laba)
b. Karakteristik Proyek
Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi (Ervianto 2005), tiga karakteristik tersebut adalah :
1. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda.
2. Dibutuhkan sumber daya (resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode dan material. Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek.
3. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidak pastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

c. Tahapan kegiatan proyek
Tahapan kegiatan proyek secara umum terdiri dari beberapa tahapan (Ervianto, 2005), yaitu :
1. Tahap studi kelayakan
Adalah tahap untuk mengkaji apakah suatu proyek pembangunan layak untuk dilaksanakan baik di tinjau dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.
2. Tahap penjelasan (briefing)
Adalah tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan dan ketentuan ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan
3. Tahap perancangan (design)
Adalah tahap untuk menyusun pradesain, rencana tapak dan tata organisasi ruangan, melengkapi gambar detail, perhitungan konstruksi, biaya, spesifikasi teknis dan administrasi dan melengkapi semua dokumen pelelangan
4. Tahap pengadaan (Procurement)
Adalah tahap untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan.
5. Tahap pelaksanaan (construction)
adalah tahap untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya waktu, dan mutu yang telah disepakati
6. Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start-up)
Adalah tahap untuk persiapan pengoperasian bangunan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan menguji berfungsinya semua fasilitas sesuai rencana Selain itu pada tahap ini juga di buat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
d. Siklus hidup proyek
Menurut H. Kerzner, dan H.J Thanhain (1986), siklus hidup proyek merupakan kegiatan dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak, turun dan berakhir,yang masing- masing tahap memiliki kegiatan- kegiatan khusus baik kompleksitas, ukuran, jadwal, maupun biaya yang diperlukan.

Kompleksitas suatu proyek tergantung pada.
1. Jumlah macam ragam kegiatan
2. Macam dan jumlah hubungan kegiatan di dalam suatu proyek dan pihak luar.

Pada suatu penyelenggaraan proyek, untuk mencapai tujuan proyek dilakukan pendekatan yang disebut manajemen proyek, yaitu penentuan cakupan dan tahapan-tahapan kegiatan proyek serta peranan/tugas penyelenggara proyek menyangkut hak dan kewajiban antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Penerima hak kontrak jasa pelaksanaan konstruksi sebagai penyedia jasa akan melakukan koordinasi menyiapkan kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi keuangan/dana, manusia/tenaga kerja/ahli, material, peralatan dan menyusun metoda kerja.

Umumnya pimpinan pelaksana yang ditugaskan dilapangan telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan konstruksi, tetapi tidak berarti bahwa sudah menguasai manajemen proyek secara menyeluruh dan mendetail, menganalisa secara teliti setiap kegiatan dan kesulitan pelaksanaan konstruksi.

Adapun hubungan antara masing-masing kegiatan dan fungsi dapat digambarkan merupakan suatu hubungan siklus manajemen proyek sebagai berikut:




Gambar 1.1 Hubungan siklus manajemen proyek/konstruksi









Keterangan gambar :
o P = planning; perencanaan/rencana kerja
o O = organizing; organisasi kerja
o A = actuating; pelaksanaan pekerjaan
o C = controlling; kontrol/pengendalian kerja

e. Pelaku Proyek
Pelaku proyek adalah pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung-jawab tertentu pada suatu kegiatan proyek (konstruksi). Pelaku proyek dapat diklasifikasikan sebagai pelaku utama (dalam inner-circle project) maupun pelaku pendukung dan penunjang.
Perhatikan contoh organisasi proyek pembangunan Hotel Sheraton-Solo. Dapat diperhatikan bahwa pelaku proyek yang terlibat pada tahap konstruksi adalah Pemerintah (pemberi ijin), Kreditor, Hotel chain (Sheraton international), pemegang franchaise (developer), Konsultan (Arsitektur, Struktur, M&E, Interior, Lansekap, Perhotelan), Konsultan MK, Kontraktor utama, Supplier.
Buat studi pada karakter proyek tertentu (diupayakan proyek berskala besar) seperti proyek pembangkit listrik, rumah sakit, kampus, dll. Perhatikan pihak-pihak yang berperan di dalam proyek tersebut.


MENGORGANISASIKAN PELAKU PROYEK




























PELAKU PROYEK

TIPE-1
TIPE-2 TIPE-3 STUDI PROYEK
LAIN

Pemilik Grup pemilik Kreditor
Franchaise
Share grup
Task-force

Perencana Grup perencana Perencana asr.
Perencana sipil
Perencana M&E
Perencana interior
Perenc. Lansekap
Qntty Srvy
Konsultan MK

Pelaksana Kontraktor utama Pelaks. Struktur
Pelaks. Ars.
Pelaks. M/E
Pelaks. Interior
Pelaks. Lansekap
Pelaks. Pk.khusus

Supplier Alat
Supplier bahan
Supplier tng kerja


DIAGRAM KETERKAITAN PELAKU PROYEK














dipresentasekan pada tanggal 06 mei 2010
Oleh : Awin Taims & Vhina Taims
Keterangan :




Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_projek
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://free-pdfebooks.com/?s=karakteristik+proyek+konstruksi
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/91008-3-227254204507.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar